Bandar Lampung, 31 Juli 2025 — Fakta mengerikan terungkap dari hasil autopsi terhadap jenazah Pandra Apriliandi (21), pegawai koperasi yang ditemukan tewas mengenaskan usai diduga dihabisi oleh nasabahnya sendiri. Tim forensik RS Bhayangkara Polda Lampung menyatakan korban mengalami sejumlah luka berat akibat kekerasan benda tajam dan tumpul yang mengarah pada tindakan pembunuhan keji dan terencana.
Dokter Forensik RS Bhayangkara Polda Lampung, Dr. I Putu Suartama, dalam keterangan resminya pada Kamis (31/7/2025), membeberkan rincian hasil autopsi yang menggambarkan kekejaman di balik kematian korban.
“Pertama kami temukan luka terbuka di leher, dengan tepi rata dan kedua sudut tajam. Luka itu memotong pembuluh darah besar di sisi kanan dan kiri leher, serta mengenai batang tenggorok, kerongkongan, hingga menyayat tulang leher ketiga,” jelas dr. Putu.
Selain luka mematikan di leher, tim medis juga menemukan trauma tumpul pada bagian kepala belakang, yang diduga kuat merupakan serangan awal untuk melumpuhkan korban.
Tak hanya itu, korban juga mengalami luka-luka lain di pelipis kanan, lengan kanan, punggung tangan kanan dan kiri, serta punggung kaki kanan dan kiri. Luka-luka ini memperkuat dugaan bahwa korban sempat mengalami perlawanan sengit sebelum akhirnya kehilangan nyawa.
“Kami juga mendapati luka sayat pada bagian rahang kiri bawah, serta beberapa luka sayat yang terkonsentrasi di dada bagian kiri atas,” tambahnya.
Luka terbuka pada leher yang mengenai struktur vital seperti pembuluh darah besar, batang tenggorok, dan tulang leher menandakan adanya niat kuat untuk menghilangkan nyawa. Karakter luka yang rapi dan dalam memperkuat dugaan bahwa pelaku menggunakan senjata tajam dengan kekuatan penuh dan presisi, bukan sekadar aksi spontan.
Sementara itu, luka-luka tumpul di kepala bagian belakang hingga anggota tubuh lainnya menandakan korban terlebih dahulu dihantam dengan benda keras untuk melemahkan atau melumpuhkannya sebelum dilanjutkan dengan penyayatan di leher.
Pandra Apriliandi diketahui sebagai pegawai koperasi yang tengah menjalankan tugas penagihan kepada salah satu nasabah. Namun tragis, ia justru tak pernah kembali dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Dugaan awal menyebutkan bahwa pembunuhan ini terjadi akibat motif dendam atau persoalan finansial.
Polisi telah mengantongi identitas pelaku dan terus melakukan pengejaran. Kasus ini menjadi perhatian luas masyarakat, terutama karena korban dikenal sebagai pribadi yang santun dan bertanggung jawab.
Pihak kepolisian dalam waktu dekat akan merilis identitas pelaku secara resmi setelah alat bukti mencukupi. Sementara itu, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak di kampung halamannya.
“Kami akan segera menyampaikan perkembangan penyidikan kepada publik. Saat ini tim sedang bekerja keras untuk mengungkap motif, alat bukti, dan menangkap pelaku secepatnya,” ujar perwakilan dari Satreskrim Polresta Bandar Lampung.
Kematian tragis Pandra meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan rekan-rekan sejawatnya. Banyak pihak menyerukan agar pelaku dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku.
Kini, keluarga korban dan masyarakat menaruh harapan besar pada kepolisian untuk menuntaskan kasus ini dengan transparan, adil, dan cepat, demi memberikan rasa keadilan bagi almarhum Pandra Apriliandi.(Ys).
